Ibu
Jalan panjang yang penuh dengan rintangan dan tak berujung yang harus kau tempuh. Engkau tak kenal lelah, tak perduli panas atau hujan dan tak perduli siang atau malam semua itu kau lewati dengan penuh keikhlasan. Bahkan jika nyawa sekalipun yang harus menjadi taruhannya kau rela demi sang buah hatimu tercinta. Kasih sayangmu trus mengalir bagaikan air dan tak kenal ruang dan waktu. Engkau baluri sekujur tubuh sang buah hatimu dengan do’a-do’a. Kau rawat dan didik sang buah hatimu dengan penuh harapan agar menjadi anak yang berguna, bermoral dan berakhlak mulia. Tapi ketika sang buah hatimu telah dewasa dan engkau yang sudah lanjut usia, kini giliranmu yang membutuhkan perawatan dan perhatian dari sang buah hatimu. Namun ia malah menyia-nyiakanmu dan perhatiannya pun kepadamu berkurang.
Bahkan ada seorang anak yang tega menitipkan ibunya dipanti jompo karena berbagai macam alasan. Tidak sedikit seorang anak yang seperti itu, begitukah cara seorang anak membalas jasa-jasa dan kasih sayang ibunya. Dimana hati nurani sang anak yang dulu dilahirkannya hingga tega memperlakukan orang tuanya seperti itu. Apakah sang anak sudah lupa dengan perjuangan dan pengorbanan ibunya yang telah merawat, membesarkan dan mendidiknya selama ini. Seperti kacang lupa dengan kulitnya atau air susu dibalas dengan air tuba. Mungkin itulah pepatah yang pantas untuk seorang anak yang seperti itu, atau mungkin ia termasuk kedalam golongan anak yang durhaka kepada ibunya.
Rabu, 30 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar