Setiap keturunan Adam sudah pasti pernah melakukan kesalahan. Baik yang kecil maupun yang besar, yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ketika kita melakukan atau memiliki kesalahan pada saudara, teman, tetangga, guru, istri, suami, adik, kakak, anak atau bahkan pada orang tua kita sekalipun dan pada orang lain yang belum kita kenal sudah pasti kita wajib untuk meminta ma’af. Tapi untuk meminta ma’af atas kesalahan yang kita lakukan dan mema’afkan kesalahan orang lain, terkadang tidak semudah membalikan telapak tangan atau tidak semudah seperti apa yang kita pikirkan dan bayangkan.
Ada beberapa sifat manusia yang tumbuh didalam dirinya seperti malu, gengsi, benci, dendam, egois dan kesombongan. Sifat-sifat itulah yang menjadi batu karang bagi kita untuk meminta ma’af dan mema’afkan orang lain. Oleh karena itu jangan sampai didalam diri kita terdapat sifat-sifat seperti itu, karena sifat-sifat itulah yang akan menjadi penyakit hati. Sementara itu untuk meminta ma’af dan mema’afkan orang lain diperlukan keberanian, keikhlasan hati dan berjiwa besar. Dan jika kita mau meminta ma’af dan mema’afkan orang lain terlebih dahulu. Tanpa memandang siapa yang bersalah dan siapa yang harus meminta ma’af, atau bahkan jika kita tidak bersalah sekalipun. Bukankah kita akan menjadi manusia yang terpuji, mulia, bijaksana dan berjiwa besar. Setiap manusia ingin seperti itu, tapi tidak semua manusia bisa seperti itu.
Rabu, 30 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar